IMPLEMENTASI SITEM INFORMASI PERUSAHAAN PT PERTAMINA
MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
IMPLEMENTASI
SITEM INFORMASI
PERUSAHAAN
PT PERTAMINA
Disusun oleh :
Nama : Anita
Kurnia
NIM : 43215010067
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu : Prof.
Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA
Universitas Mercu Buana
Meruya,
Jakarta Barat
2017
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan bidang ilmu yang semakin berkembang dimana setiap
perusahaan dituntut untuk dapat menaikan kualitas dan juga bersaing di pasar
ekonomi saat ini. Permasalahan Implementasi Sistem Informasi Manajemen selalu
menjadi kendala dan hambatan dalam pengembangan disetiap organisasi.
Indentifikasi masalah yang ada dapat menjadi perbaikan dalam pengembangan
Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM).
Makalah ini
direncanakan untuk menyediakan informasi bagi masyarakat luas mengenai konsep
sistem informasi manajemen suatu perusahaan. berbagai praktek dan pilihan
dipertimbangkan untuk perencanaan dan implementasi. Implementasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM) PT Pertamina Terkait hal ini, berbagai perusahaan
memerlukan suatu layanan atau fasilitas untuk memberikan informasi kepada
setiap karyawan, manager, dan pihak umum secara cepat dan akurat. Hal ini telah
terwujud dengan baik pada PT Pertamina sehingga saat ini menjadi salah satu
perusahaan yang menguntungkan pemerintah. Hanya saja terdapat beberapa masalah
kecil yang dapat menjadi masukan untuk perbaikan sistem informasi PT Pertamina
untuk kedepannya.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin pesat saat ini, membuat setiap
perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan maupun jasa harus bersaing
dengan perusahaan lain agar dapat tetap eksis, berkembang, dan mampu
memenangkan daya saing. Informasi merupakan salah satu sumber daya utama yang
dapat menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Informasi yang akurat, tepat
waktu, relevan, dan lengkap dapat memberikan dukungan dalam pengambilan
keputusan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan pertumbuhan
perusahaan.
Perubahan penggunaan
sistem informasi konvensional yang lebih manual kepada sistem informasi yang
otomatis di dalam perusahaan memiliki kecenderungannya akan banyak menemui
kendala. Contoh salah satu kendala adalah karyawan sebagai penggunanya (end users) kurang mampu beradaptasi
dalam menjalankan fungsi sistem informasi tersebut yang disebabkan mereka sudah
lama menggunakan sistem secara manual. Untuk mengatasi permasalahan ini,
biasanya cara yang dilakukan oleh perusahaan yaitu melakukan pelatihan (training) kepada para karyawannya dengan
cara memakai jasa pihak lain atau vendor teknologi informasi (TI) yang sudah
berpengalaman di bidangnya.
Ada beberapa cara
lainnya, seperti mengadaptasi salah satu dari empat strategi atau model
konversi sistem operasi, baik strategi konversi langsung, paralel, pilot,
maupun dengan strategi bertahap. Konversi sistem adalah salah satu aspek yang
menentukan keberhasilan dalam penerapan sistem informasi yang baru. Pada
tahapan konversi ini, aspek non-teknis meliputi pendekatan, metode, strategi
manajerial terkait sistem kerja dan organisasi pengguna menjadi perhatian para
pengembang di samping aspek teknis pengembangan sistem informasi karena
terlibatnya pengguna pada semua lini secara langsung. Pilihan masing-masing
perusahaan bergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Bisa
juga karena alasan meminimalisir resiko tapi memerlukan banyak biaya atau
sebaliknya.
Dalam perusahaan proses
penjualan merupakan proses yang sangat penting bagi perusahaan dalam
meningkatkan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan informasi yang
dapat mendukung pengambilan keputusan bagi manajemen. Penerapan komputer dan
sebuah sistem informasi penjualan menjadi suatu solusi karena dapat mendukung
kinerja dalam bagian-bagian yang berhubungan dengan penjualan serta mendukung
pengambilan keputusan bagi pihak manajerial untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sistem informasi penjualan berbasis komputer dalam penyajian informasi penjualan
yang diperlukan dapat langsung disajikan baik pada layout layar monitor maupun
media cetak. Sistem informasi penjualan berbasis komputer ini dapat mengolah
data lebih cepat dan pelayanan yang diberikan dapat lebih baik melalui
perangkat otomatisasi yang tersedia, selain itu kebutuhan akan informasi
penjualan dapat disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan adanya
penyimpanan data secara elektronik yang mudah untuk di akses oleh pengguna
sistem. Sistem informasi penjualan yang dijalankan
dengan baik dalam suatu perusahaan maka akan sangat membantu dalam mendukung
aktivitas penjualan dalam perusahaan.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan ini dilakukan dan memiliki
beberapa tujuan yaitu dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Memenuhi
tugas Sistem Informasi Manajemen
2. Mengetahui
lebih dalam mengenai penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam perusahaan
3. Menggambarkan
penerapan sistem manajemen di PT. Pertamina
4. Mengidentifikasi
serta manganalisis sumber daya yang digunakan dalam penerapan sistem informasi
manajemen
TINJUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan (Jogiyanto, 2001:11). Berdasarkan definisi yang dijelaskan, penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari sistem
yang terdiri dari kumpulan data yang saling berkaitan yang selanjutnya diproses
untuk tujuan menyediakan informasi kepada pengguna untuk menunjang proses
operasi.
2.2 Komponen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi terdiri dari beberapa blok
bangunan (Jogiyanto, 2001:12), yaitu:
a. Blok masukan.
b. Blok model.
c. Blok keluaran.
d. Blok teknologi.
e. Blok basis data.
f. Blok kendali.
2.3 Definisi Sistem Informasi Manajemen
Menurut Mcleod, (2001:327) sistem informasi
manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa. Menurut McNurlin (2009:3) manajemen
sistem informasi adalah proses pengelolaan teknologi informasi yang semakin
kompleks dan penting mencakup beberapa dampak peran dari manajemen teknologi
informasi yaitu tata kelola teknologi informasi (memutuskan siapa yang membuat keputusan TI), peran dari
sistem informasi (mengalihkan fokus dari aplikasi pengiriman menjadi integrasi
sistem dan pengembangan infrastruktur), serta persaingan yang terus menerus
antara outsourcing dan insourcing menjadi cara untuk organisasi bertahan hidup.
Peneliti menarik kesimpulan bahwa sistem informasi manajemen merupakan sebuah
sistem berbasis komputer yang dikelola oleh pengguna dan menyediakan informasi
untuk para pengguna sesuai kebutuhan. Output informasi yang dihasilkan akan
digunakan oleh para manajer dan non-manajer untuk membuat keputusan. Keputusan
tersebut diharapkan dapat memecahkan permasalahan di organisasi.
2.3.1 Proses Pada Sistem Informasi Manajemen
Tentunya untuk menjalankan SIM membutuhkan
berbagai proses, inilah proses SIM dan aktivitas-aktivitasnya:
a.
Perencanaan
Merupakan rumusan mengenai metode kegiatan
secara rinci, untuk mencapai tujuan atau target akhir dari suatu organisasi.
Jadi perencanaan merupakan langkah-langkah yang rinci untuk mencapai suatu
tujuan organisasi.
b. Pengendalian
Jika perencanaan telah dibuat dan dilaksanakan
atau di terapkan oleh anggota-anggota suatu organisasi, maka manajer harus
mengawasi pelaksanaan dari perencanaan tersebut supaya dapat berjalan dengan
baik dan tidak menyimpang dari jalur yang sudah ditetapkan.
c. Pengambilan keputusan
Merupakan pemilihan keputusan diantara berbagai
macam alternatif yang ada, proses ini merupakan hasil dari perencanaan dan
pengendalian. Jadi manajer harus memilih diantara berbagai macam keputusan yang
ada supaya tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai.
2.3.2 Karakeristik Sistem Informasi Manajemen
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh SIM,
diantaranya:
1. Meningkatkan efektifitas dan efesinsi dengan mengurangi pengeluaran
biaya.
2. Beroperasinya pada tugas yang terstruktur yaitu seperti pada prosedur
perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.
3. Menghasilkan Output misalnya berupa laporan yang
berguna bagi manajemen untuk pengambilan suatu keputusan (keputusan yang
diambli hasil dari pertimbangan dan analisis laporan).
2.3.3 Fungsi atau Manfaat SIM Secara Umum
Dapat disimpulkan dari
penjelasan diatas tadi beberapa fungsi/manfaat SIM diantaranya:
1.
Untuk memudahkan manajemen
dalam melakukan perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.
2.
Untuk meningkatkan
efesiensi dalam mengakses data atau informasi supaya lebih cepat dan akurat.
3.
Untuk meningkatkan
kualitas dari sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dapat mendukung
organisasi atau perusahaan.
2.3.4 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Bagi Perusahaan
Adapun beberapa
manfaat yang didapatkan dari SIM untuk perusahaan, diantaranya:
1.
Adanya ketersediaan
kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi.
2.
Meningkatkan
aksesbilitas informasi secara tepat waktu dan secara akurat untuk para
penggunanya, tanpa diperlukan perantara.
3.
Dapat berguna untuk
mengelola berbagai transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan informasi baru
yang dapat menciptakan keuntungan.
4.
Dapat mengembangkan
proses perencanaan yang telah dibuat supaya menjadi lebih efektif.
5.
Dapat mengidentifikasi
berbagai macam kebutuhan keterampilan yang mendukung sistem informasi.
6.
Mengantisipasi dan
memahami berbagai macam konsekuensi ekonomis dari suatu sistem informasi dan
teknologi yang baru.
7.
Memperbaiki
produktivitas dalam aplikasi pemeliharaan maupun pengembangan sistem informasi.
8.
Mendukung untuk
pengambilan suatu keputusan manajemen.
2.3.5 Contoh Sistem Informasi Manajemen
Beberapa contoh kongkrit
penerapan sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut:
1. Enterprise
Resource Planning (ERP)
Sistem ERP ini biasanya digunakan oleh
sejumlah perusahaan besar dalam mengelola manajemen dan melakukan pengawasan
yang saling terintegrasi terhadap unit bidang kerja Keuangan, Accounting,
Sumber Daya Manusia, Pemasaran, Operasional,
dan Pengelolaan
Persediaan.
2. Supply Chain
Management (SCM)
Sistem SCM ini sangaat bermanfaat bagi pihak
manajemen dimana data data yang disajikan terintegrasi mengenai manajemen
suplai bahan baku, mulai dari pemasok, produsen, pengecer hingga konsumen
akhir.
3. Transaction
Processing System (TPS)
TPS ini berguna untuk proses data dalam jumlah
yang besar dengan transaksi bisnis yang rutin. Program ini biasa diaplikasikan
untuk manajemen gaji dan inventaris. Contohnya adalah aplikasi yang digunakan
untuk Bantuan Keuangan Desa Pemprov Jawa Timur.
4. Office
Automation System (OAS)
Sistem aplikasi ini berguna untuk melancarkan
komunikasi antar departemen dalam suatu perusahaan dengan cara mengintegrasikan
server-server komputer pada setiap user di perusahaan. Contohnya adalah email.
5. Knowledge
Work System (KWS)
Sistem informasi KWS ini mengintegrasikan satu
pengetahuan baru ke dalam organisasi. Dengan ini, diharapkan para tenaga ahli
dapat menerapkannya dalam pekerjaan mereka.
6. Informatic
Management System (IMS)
IMS berfungsi untuk mendukung spektrum
tugas-tugas dalam organisasi, yang juga dapat digunakan untuk membantu
menganalisa pembuatan keputusan. Sistem ini juga dapat menyatukan beberapa
fungsi informasi dengan program komputerisasi, seperti e-procurement.
7. Decision
Support System (DSS)
Sistem ini membantu para manajer dalam
mengambil keputusan dengan cara mengamati lingkungan dalam perusahaan.
Contohnya, Link Elektronik di sekolah Tunas Bangsa, yang mengamati jumlah
pendapatan atau pendaftaran siswa baru setiap tahun.
8. Expert
System (ES) dan Artificial Intelligent (A.I.)
Sistem ini pada dasarnya menggunakan
kecerdasan buatan untuk menganalisa pemecahan masalah dengan menggunakan
pengetahuan tenaga ahli yang telah diprogram ke dalamnya. Contohnya, sistem
jadwal mekanik.
9. Group Decision Support System
(GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work System(CSCWS) Serupa dengan
DSS, tetapi GDSS mencari solusi lewat pengumpulan pengetahuan dalam satu
kelompok, bukan per individu. Biasanya berbentuk kuesioner, konsultasi, dan
skenario. Contohnya adalah e-government.
10. Executive
Support System (ESS)
Sistem ini membantu manajer dalam berinteraksi
dengan lingkungan perusahaan dengan berpegang pada grafik dan pendukung
komunikasi lainnya.
BAB
III.
BAHAN
DAN METODE
3.1 Bahan Perumusan
Pada makalah ini akan
dibahas bagaimana implementasi dari penerapan Sistem Informasi Manajemen serta
pengaruhnya sebagai penunjang keberhasilan perusahaan dalam pencapaian
tujuannya di perusahaan PT Pertamina. Pengaruh yang didapat akan lebih dititik
beratkan pada efek positif dari diterapkannya sistem informasi manajemen ini diperusahaan
tersebut. Setelah itu penulis akan menganalisis kelebihan dan kelemahan sistem
serta rekomendasi untuk perbaikan Sistem yang akan datang. Tujuan adanya
analisis sistem informasi adalah untuk mendesain sistem baru atau
menyempurnakan sistem yang sebelumnya sudah ada.
3.2. Metode Perumusan
Metode perumusan
berupa analisis dari diterapkannya sistem informasi pada perusahaan pada saat
ini dan melihat efeknya secara luas meliputi: pencapaian dari target
perusahaan, ekspansi bisnis, mempertahankan loyalitas konsumen hingga sistem
pendistribusian yang berjalan secara lancar. Selain itu akan dibahas juga
faktor-faktor keberhasilan dengan produk - produk dari PT Pertamina sehingga perusahaan pemerintah ini merupakan salah satu
BUMN yang sukses menaikan pendapatan negara secara signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
Perancangan, penerapan
dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang
diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi
semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan
lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini
adalah semakin meningkatnya dengan munculnya peraturan dari pemerintah.
Lingkungan bisnis
bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat
keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan
munculnya pemecahan yang memadai. Sistem informasi manajemen SIM bukan sistem
informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat
dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama
dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
Mengingat begitu
pentingnya peranan dari manajeman sistem informasi, maka sudah sewajarnya semua
kegiatan perusahaan menerapkan manajemen sistem informasi demi efisiensi dan
efektifitas kinerja perusahaan dalam mencapai target perusahaannya. Kita bisa
membandingkan, tingkat efektifitas kinerja perusahaan antara 2 perusahaan
antara yang menggunakan manajemen sistem informasi dengan perusahaan yang masih
menganut sistem kontemporer / konservatif. Makalah ini menyajikan studi kasus
tentang penerapan manajeman sistem informasi pada PT Pertamina yang penulis
himpun dari berbagai sumber.
Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang
bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan
terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan
prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing
yang tinggi di dalam era globalisasi. PT Pertamina Dengan
pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk
berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan
teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir.Berorientasi pada
kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi komitmen
Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.
Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina
menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga
hilir. Pada saat itu penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai
perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai
menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak dan
gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda
terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa.
Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN
PERMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang
berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui
satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN
PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMIN yang
bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang
kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina).Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di
industri minyak dan gas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan
Undang-Undang No. 22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina memiliki
kedudukan yang sama dengan perusahaan minyak lainnya.
Pada 17 September 2003 Pertamina berubah
bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-Undang
tersebut antara lain juga mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas di
sisi hilir dan hulu. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa
wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang
eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan
eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi
dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi
panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM).
Dalam pengusahaan migas baik di
dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara independen maupun
melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi
(KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical
Assistance Contract(TAC), Indonesia Participating/Pertamina Participating
Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB).
Aktivitas eksplorasi dan produksi
panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan ditujukan
untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik
tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal
dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi
sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah. Potensi
cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana
saat ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
Sektor hilir Pertamina meliputi
kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas
dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk
Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU
IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).
Selanjutnya,
Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang LNG
Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan
bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel,
minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum
Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas(LNG),
Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.
4.2 Sistem
Informasi yang Digunakan oleh PT. Pertamina
PT. Pertamina menggunakan berbagai
sistem informasi untuk menunjang operasi bisnis. Salah satu sistem informasi
yang digunakan adalah dalam procurement sysytem. Procurement
systemadalah proses pemilihan sumber, pemesanan, dan perolehan barang dan
jasa. Barang dan jasa ini biasanya diperoleh dari sumber luar.
Dalam menjalankan procurement system ini,
PT. Pertamina menggunakan bantuan program MySAP dan eProc dalam memilih vendor
terbaik. Tahap-tahap dalam procurement system ini adalah
sebagai berikut:
1.
Penentuan kebutuhan
2.
Penentuan sumber pemenuhan kebutuhan
3.
Pemilihan vendor
4.
Pemrosesan Purchasing Order (PO)
5.
Pemantauan Purchasing Order (PO)
6.
Penerimaan produk
7.
Verifikasi invoice
8.
Proses pembayaran
4.3 Komponen
Sistem Informasi
4.3.1 Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia yang digunakan
oleh PT. Pertamina untuk memakai dan menjalankan sistem informasi terdiri
dari user dan spesialis. Users (unit procurement)
adalah semua orang yang menggunakan sistem informasi tersebut. Sedangkan
spesialis (teknisi dan supervisor) adalah orang-orang yang mempunyai keahlian
dalam menggunakan sistem tersebut. Dalam setiap aktivitas sistem informasi,
sumberdaya spesialis dan users terlibat.
4.3.2 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan
dalam procurement system pada PT Pertamina adalah sebagai berikut:
1.
PC Work Stasion
2.
Server
3.
LAN
4.
Printer
4.3.3
Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang digunakan
dalam procurement system adalah sebagai berikut:
1.
MySAP
2.
Web P2P
3.
eProc
4.3.4
Sumber Data
Sumber data dalam procurement system PT.
Pertamina adalah sebagai berikut:
1.
Purchase
Requisition (PR)
Purchase requisition adalah
pembelian berbagai kebutuhan, baik dari PT. Pertamina maupun pelanggan.
2.
Vendor
quotation
Vendor quotation adalah
suatu tawaran dari vendor mengenai penyediaan material dan jasa seperti yang
diminta dalam RFQ, juga berisikan persyaratan-persyaratan tertentu (termasuk
harga).
3.
Request
for Quotation (RFQ)
RFQ adalah dokumen yang dibuat untuk tujuan meminta
penawaran harga dari vendor untuk spesifik material/service.
4.
Purchase
Order (PO)
4.3.5 Produk Informasi
Produk informasi yang dihasilkan
dari procurement system adalah data vendor quotation dalam
SAP, maintain RFQ di dalam sistem MySAP untuk vendor pemenang, vendor terpilih
untuk proses procurement, surat penolakan pada vendor yang tidak
sesuai, referensi vendor di masa datang, dan pencetakan purchase order.
4.4 Aktivitas
Sistem Informasi
4.4.1 Input
Mesin yang digunakan dalam proses
input adalah PC Work Station, server, dan LAN, sedangkan program yang digunakan
adalah MySAP dan Web P2P. Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses input
terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor) dan user (unit procurement).
Sumber data yang digunakan berasal dari purchase requisition dan vendor
quotation. Produk informasi yang dihasilkan dari proses input adalah
data vendor quotation berbagai vendor yang sudah masuk ke
dalam SAP.
4.4.2 Proses
Mesin yang digunakan dalam tahap
proses adalah PC Work Station, server, dan LAN, sedangkan program yang
digunakan adalah MySAP dan eProc. Sumberdaya manusia yang terlibat dalam tahap
proses terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor) dan user (unit procurement).
Sumber data yang digunakan berasal dari vendor quotation dan request
for quotation (RFQ). Produk informasi yang dihasilkan dari tahap ini
adalah maintain RFQ di dalam sistem MySAP untuk vendor pemenang.
4.4.3 Output
Mesin yang digunakan dalam tahap
output adalah PC Work Station, server, dan LAN, sedangkan program yang
digunakan adalah MySAP, Web P2P, dan eProc. Sumberdaya manusia yang terlibat
dalam proses output terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor) dan user (unit procurement).
Sumber data yang digunakan berasal dari vendor quotation dan request
for quotation (RFQ). Produk informasi yang dihasilkan dari proses
output adalah terpilihnya vendor yang memiliki penawaran terbaik dan surat
penolakan pada vendor yang tidak sesuai.
4.4.4 Penyimpanan
Mesin yang digunakan dalam tahap
penyimpanan adalah PC Work Station, server, dan LAN, sedangkan program yang
digunakan adalah MySAP, Web P2P, dan eProc. Sumberdaya manusia yang terlibat
dalam proses penyimpanan terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor)
dan user(unit procurement). Sumber data yang digunakan
berasal dari vendor quotation. Produk informasi yang dihasilkan
dari proses penyimpanan adalah referensi vendor di masa datang.
4.4.5 Pengendalian
Mesin yang digunakan dalam tahap
pengendalian adalah PC Work Station, server, dan LAN, sedangkan program yang
digunakan adalah MySAP, Web P2P, dan eProc. Sumberdaya manusia yang terlibat
dalam proses pengendalian terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor)
dan user(unit procurement). Sumber data yang digunakan
berasal dari purchase order. Produk informasi yang dihasilkan dari
proses pengendalian adalah release PO, pencetakan PO, dan
pemberian PO kepada vendor.
4.5 Tipe Sistem
Informasi
4.5.1
Operation
Support System
1. Transaction processing system
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan
untuk memproses data transaksi bisnis rutin. TPS yang dilakukan pada PT.
Pertamina adalah berupa pencatatan transaksi penjualan kepada konsumen dan
pembelian material (procurement system) serta pencatatan inventory.
Berikut disajikan bagan procurement system di PT. Pertamina.
Procurement system ini
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan yang didasarkan pada permintaan dari
pelanggan dan permintaan dari Pertamina sendiri. Setelah kebutuhan ditentukan,
maka selanjutnya ditentukan sumber pemenuhan kebutuhan. Lalu, untuk
mengidentifikasi vendor, maka dapat menggunakan sistem dan data dari pembelian
sebelumnya. Setelah vendornya dipilih, maka dibuat Purchase Order. Purchase Order (PO)
mengidentifikasikan vendor, dan mengkonfirmasikan produk dan jasa yang dipesan,
jumlah yang dibutuhkan, dan harga yang disetujui. Setelah Purchase Order dibuat
dan dikirim ke vendor, suplier mengantarkan produk tersebut ke Pertamina. Oleh
karena itu, langkah berikutnya dalam proses procurement adalah
memasukkan GoodsReceipt. Goods Receipt dilakukan
saat produk diterima dalam gudang Pertamina.Penerimaan produk dapat diposting
ke dalam SAP menggunakan InventoryManagement. Untuk pembayaran
pembelian material tersebut, sistem akan mencatatkan transaksi General
Ledger.
2. Process Control System
PCS merupakan sistem yang membantu organisasi dalam hal
evaluasi dan kontrol. Pada PT. Pertamina terutama dalam Procurement
Process sistem ini digunakan untuk pemantauan order pembelian
material. Purchase Order dapat diubah bahkan dibatalkan dalam
tahap monitoring ini. Selain itu, PCS juga digunakan untuk
verifikasi invoice yang diterima pada procurement melalui
komponen logistics invoice verification. Verifikasi berguna untuk
memeriksa keakuratan invoicetersebut. Sistem melakukan tiga cara
pencocokan akuntansi pada invoice, yaitu Purchase Order, Goods
Receipt dan Invoice.
3. Enterprise Collaboration System
ECS adalah sistem informasi yang membantu organisasi dalam
hal komunikasi. PT. Pertamina menggunakan sistem ini untuk bisa terhubung antar
pihak internal perusahaan dan terhubung dengan pihak luar seperti dengan
pemasok (vendor) dan pembeli termasuk dalam hal negosiasi.
4.5.2 Management Support System
1. Management information system
MIS adalah suatu aplikasi Sistem Informasi yang menyediakan
laporan informasi terpadu bagi pihak manajemen. MIS yang dilakukan pada PT.
Pertamina adalah berupa pelaporan informasi penting seperti neraca dan laporan
laba rugi perusahaan. Dalam hal transaksi pembelian material, maka ada
pelaporan mengenai kecocokan antara purchase order, goods
receipt dan invoice.
2. Decision support system
DSS menekankan pada fungsi pendukung pembuat keputusan. DCS
digunakan oleh PT. Pertamina pada Procurement Process dalam
hal menyeleksi vendor untuk pembelian material dan menentukan jumlah
barang yang dipesan.
3. Executive information system
PT. Pertamina menggunakan sistem informasi ini untuk
membantu top management mengakses ringkasan dan grafik
tertulis mengenai elemen kunci kinerja organisasi dan mengambil keputusan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
4.6 Identifikasi Permasalahan Sistem Informasi Procurement PT. Pertamina
Kontrol
secara terdistribusi di unit-unit di Pertamina telah memunculkan beragam isu fundamental ERP:
1. SDM, isu-isu fundamental pada
sumber daya manusia:
A.Terbatasnya sumber daya yang
terampil dan kompeten sehingga sulit memberikan
solusi bagi unit dan pusat.
B.Tidak
semua user memahami SAP dengan baik.
C.User
belum menggunakan sistem dengan tertib.
D.User
terlibat dalam proses data sehingga kurang fokus pada bisnis inti.
E.Pelatihan
belum dilakukan dengan optimal.
2. Proses dan Change Management,
isu-isu fundamental pada proses dan change
management antara lain:
A.Tidak
adanya standardisasi proses
B.Perubahan
yang dilakukan satu unit mengakibatkan masalah lebih rumit
C.Tidak
adanya kepatuhan terhadap proses
D.SOP
diinterpretasikan berbeda-beda tanpa kendali
3. Sistem, isu-isu fundamental
pada sistem antara lain:
A.Lemahnya
kontrol atas proses transaksi sampai tutup buku
B.Komitmen
yang lemah karena kontrol tersebar
C.Tidak
maksimalnya pemanfaatan fungsi-fungsi dan user ID SAP
D.Sulitnya
kontrol terhadap user yang tidak tertib
Selain
itu, desentralisasi juga telah menimbulkan deviasi proses yang signifikan dan
tidak adanya standarisasi proses. Ketidakmampuan menerapkan standar menimbulkan
adanya fleknilitas yang tinggi bagi user untuk melakukan deviasi dari berbagai
SOP yang ada. Pada berbagai proses procurement, terdapat isu-isu fundamental
yang terjadi, yakni meliputi:
1. Proses purchase requisition (PR)
memiliki isu PR tidak selalu dibuat sebagaimana
ditetapkan dalam SOP.
2. Proses RFQ/quotation memiliki isu
antara lain penunjukkan langsung dan tidak
menggunakan service master.
3. Proses penerbitan purchase order (PO)
memiliki isu pembuatan PO tanpa PR.
4. Proses goods receipt memiliki isu tidak
tepat waktu.
5. Proses invoice verification memiliki isu
banyak ditemukan kesalahan pada invoice.
6. Proses accounts payable memiliki isu direct
FI posting untuk item-item kecil dan sundry
(tanpa PR/PO)
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Penerapan implementasi sistem informasi di PT Pertamina
membawa manfaat yang sangat baik sebagai penunjang keberhasilan perusahaan
dalam rangka efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan.
2. Memberikan informasi yang lebih akurat sehingga
perusahaan PT Pertamina bisa memperkirakan dan membidik target pasar agar tepat
dalam perencanaannya.
3. Memberikan nilai yang inovatif dan kreatif dalam
menciptakan produk baru dan tentu saja akan menumbuhkan minat konsumen dalam
membeli produk-produk terbaru dari PT Pertamina.
4. Implementasi sistem informasi pada PT Pertamina
membuat perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan dari luar sekali
pun.
5.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan audit
terhadap sistem informasi sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
a) Hendaknya perusahaan memberikan unit komputer
kepada setiap karyawan yang
berhubungan langsung
dengan sistem dan menyediakan pelatihan secara periodik untuk setiap bagian
yang ada.
b) Menyediakan fasilitas pendukung untuk melindungi
perusahaan maupun aset
perusahaan berupa
arsip atau data-data seperti menyediakan system dry-pipe automatic sprinkler.
c) Menambah database agar sistem perusahaan tidak
terbebani
d) input-an password yang salah, misalnya dibatasi
sampai 3-5 kali peng-input-an juga sebaiknya ditambahkan prosedur lock dan
password dikombinasikan dengan huruf dan angka.
e) Melakukan Pelatihan kepada setiap SDM untuk
memahami sistem informasi perusahaan
f) Mengembangkan sistem SDM agar mampu menyediakan
fungsi peringatan
kepada karyawan.
g) Memperbaiki desain report dengan menambahkan
nama personil yang bertanggung jawab
terhadap pencetakan laporan yang dikeluarkan didalam laporan, dan membuat
prosedur mengenai pelaporan sehingga prosedur pelaporan menjadi jelas, dan
dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB VI
Referensi
Oktavianus. (2011). Prediction of Financial distress
Companies in The Consumer Product Sector in Malaysia, Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA Vol. 1, No. 1, (2011)
(https://hapzi-ali.com/daftar-ebook/ebook-sistim-informasi-manajemen/) Di akses oleh Anita Kurnia tanggal 17 September 2017.
(http://dosenit.com/kuliah-it/sistem-informasi/jenis-jenis-sistem-informasi) Di akses oleh Anita Kurnia tanggal 17 September 2017.
(https://prezi.com/sge1kpt7sh-o/sistem-informasi-akuntansi-pt-pln/) Di akses oleh Anita Kurnia tanggal 17 September 2017.
(http://www.pertamina.com/company-profile/sejarah-pertamina/)
Di akses oleh Anita
Kurnia tanggal 15 Oktober
2017.
(http://bima51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/03/25/penerapan-sistem-informasi-manajemen-di-pertamina/)
Di akses oleh Anita
Kurnia tanggal 15 Oktober
2017.
(http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=508:peranan-sistem-informasi-manajemen-sim-dalam-organisasi&catid=41:top-headlines)
Di akses oleh Anita
Kurnia tanggal 15 Oktober
2017.
Comments
Post a Comment